Jumat, 29 November 2013

Wacana Model UN Tahun 2014

Ujian Nasional (UN) sebagai sarana untuk mengukur keberhasilan pendidikan di Tanah Air, terus memperoleh dukungan dari berbagai pihak disamping kritikan dari sementara pihak. Contoh dukungan diantaranya datang dari tokoh nasional Mantan Presiden RI Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla yang menurut pengamatan kami selalu tak kenal lelah dan kritik selalu berkomitmen mendukung keberadaan Ujian Nasional (Unas). Bahkan ketika beliau masih menjabat Wapres, terus mendukung dengan menggulirkan gagasan-gagasan cerdas diantaranya dengan ide menaikkan standar kelulusan UN secara bertahap dengan mencontohkan pelaksanaan UN di sejumlah negara tetangga, termasuk negeri Jiran Malaysia.
Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla sebagai salah satu pemangku pendidikan yang mengikuti Konvensi Ujian Nasional (UN) akhir September turut memformulasikan model penyelenggaraan UN yang relibel, transparan, dan akuntabel. Bahkan beliau tampil sebagai pembicara kunci pada konvensi UN. Menurutnya kehadiran peserta konvensi memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mencerdaskan bangsa. Kemajuan suatu bangsa, dapat dijalankan apabila mempunyai nilai tambah dan kultur yang dikembangkan. Pondasi dasarnya adalah pendidikan yang baik.

Dukungan juga datang dari Pakar pendidikan Prof. DR. H. Arief Rachman, M.Pd, pakar pendidikan yang turut menyetujui adanya standar nasional. Arief mengatakan, selama beberapa tahun penyelenggaraannya, UN telah banyak mengalami perbaikan. Dia menganggap pemerintah telah mengakomodir pertimbangan kondisi di daerah dan keadaan guru yang sangat berbeda-beda. “ Itu sebabnya ia menganggap ujian nasional ini penting dan perlu. Beliau tetap mendukung UN tetap dilaksanakan dengan alasan:
Pertama, secara politis, untuk menyatukan kekuatan para murid, para guru, dan semua insan pendidikan di dalam suatu suasana NKRI, yang menegakkan kebersamaan dan kedaulatan RI.
Kedua, secara filosofis dan akademis tidak ada jenjang pendidikan yang tidak diselesaikan dengan sebuah evaluasi.
Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemdikbud, Ibnu Hamad dalam tulisannya menyampaikan bahwa Konvensi Ujian Nasional (UN) telah usai dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dari tanggal 26 sampai dengan 27 September 2013. Konvensi berhasil menyepakati bahwa UN tetap dilaksanakan, sebagai pelaksanaan satu dari dari 8 (delapan) standar pendidikan nasional, yaitu standar evaluasi. Para peserta juga sepakat bahwa penyelenggaraan UN harus kredibel, reliabel, dan akuntabel.
Memenuhi Semua Aspirasi
Konvensi itu sendiri dilakukan guna mengakhiri kontroversi mengenai UN. Ada kalangan yang menginginkan UN hanya untuk pemetaan bukan untuk kelulusan. Sementara kalangan lain menghendaki UN dapat digunakan untuk seleksi masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, bahkan sebagai dasar untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Kontroversi itu sepertinya tak ada ujungnya. Padahal dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan penyempurnaan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, disebutkan bahwa fungsi UN itu ada empat: (a) untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan; (b) salah satu penentu kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan; (c) dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; dan (d) bahan pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
Dengan demikian, sesungguhnya pasal 68 PP 32/2013 tersebut telah merangkum semua aspirasi publik, baik kalangan yang menginginkan UN sebagai alat pemetaan, untuk kelulusan, untuk seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya, maupun sebagai dasar untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Pada dasarnya keempat fungsi itu juga merupakan satu kesatuan karena bersifat saling melengkapi. Lazimnya, yang namanya ujian apapun namanya tentu selalu dikaitkan dengan isu kelulusan. Kalau hanya untuk pemetaan, namanya pasti bukan ujian melainkan sensus atau survey. Sebaliknya, data untuk menentukan kelulusan dapat digunakan untuk pemetaan bahkan sebagai dasar seleksi masuk ke jenjang pendidikan di atasnya. Tentu saja data untuk kelulusan juga bisa dipakai sebagai bahan pengambilan keputusan untuk melakukan intervensi peningkatan mutu pendidikan.
UN dan Mutu Pendidikan
Di tengah-tengah kontroversi itu ada yang menyatakan bahwa UN tidak berhubungan dengan peningkatan mutu pendidikan. Sudah bertahun-tahun dilaksanakan UN, tapi mutu pendidikan kita selalu kalah dari negara-negara lain. Jadi mengapa harus ada UN?
Awam pun tahu, UN-nya sendiri pasti tidak akan meningkatkan mutu pendidikan. UN seperti jenis evaluasi lainnya tidak langsung meningkatkan mutu. Tapi dari UN, dan jenis evaluasi lainnya, kita bisa melihat atau mengetahui kualitas pendidikan. Dari hasil evaluasi, kita selanjutnya dapat menentukan tindakan apa yang mesti dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan: apakah isi pembelajarannya yang harus diperbaiki; prosesnya; kompetensi lulusannya; pendidik dan tenaga kependidikannya; sarana dan prasarananya; pengelolaannya; ataukah pembiayaannya.
Lagi pula, darimana kita tahu bahwa mutu pendidikan kita selalu kalah dari negara-negara lain? Dari hasil UN itulah kita dapat membandingkannya. Sebagai contoh, UN tahun 2012, dengan komposisi soal mudah 10%, sedang 80%, dan sukar 10%, dengan nilai rata-rata 5,5 sebagai syarat lulus, tingkat kelulusan UN kita mencapai 99,50%. Sementara, tahun 2013, dengan komposisi soal mudah 10%, sedang 70%, dan sukar 20%, dengan nilai rata-rata masih tetap 5,5 sebagai syarat lulus, tingkat kelulusan UN kita menurun sedikit 99,48%.
Tampak di sana, ada penurunan sebesar 0,02% ketika ditambah 10% soal yang sukar. Bagaimana jika komposisi soal dirubah, katakanlah yang mudah 10%, sedang 40%, dan sukar 50%, dengan nilai rata-rata tetap 5,5 sebagai syarat lulus. Bagaimana pula andaikan komposisi soalnya 50% sedang dan 50% sukar, dengan nilai rata-rata tetap 7 sebagai syarat lulus?
Masalahnya di sini bukan pada tingkat kelulusan yang menurun jika soal yang sukarnya ditambah; melainkan pada kemampuan para peserta UN mengerjakan soal-soal sukar tersebut. Sebab, berkaca pada negara-negara yang disebut tinggi mutu pendidikannya, kemampuan peserta didik dalam mengerjakan soal-soal yang sukar cenderung tinggi. Sebaliknya, negara-negara yang disebut rendah mutu pendidikannya, kecenderungan peserta didiknya hanya mempu mengerjakan soal-soal yang mudah bahkan di bawahnya lagi (Lihat pula Gambar 1 di bawah ini).
gambar-un-pasca-konvensi1
Lantas, seperti apakah mutu peserta didik kita berdasarkan penguasaanya pada setiap mata pelajaran. Analisis terhadap hasil UN 2013 dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menunjukkan kemampuan yang belum terlalu tinggi, seperti tampak dalam Gambar 2.
gambar-un-pasca-konvensi2
Hasil yang relatif sama juga berlaku pada analisis terhadap hasil UN 2013 dalam bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) seperti ditunjukkan oleh Gambar 3.
gambar-un-pasca-konvensi3
Kita (tidak) dapat membayangkan, seperti apa rupa dua gambar kompetensi di atas, seandainya komposisi soalnya bukan formula mudah 10%, sedang 70%, dan sukar 20% seperti yang dipakai dalam UN 2013. Bagaimana jika soalnya separuh sedang separuh mudah atau malahan seluruhnya sukar? Karenanya, UN bukan hanya perlu untuk pemetaan, akan tetapi lebih penting lagi sebagai dasar bagi pengambilan kebijakan untuk perbaikan mutu pendidikan.
Dari Kelulusan ke Indeks Kompetensi
Oleh sebab itu pula, pada tahun-tahun mendatang, isu mendasar dalam UN tidak lagi pada kelulusan akan tetapi pada indeks kompetensi sekolah bahkan kompetensi masing-masing mata pelajaran yang di-UN-kan. Boleh saja kelulusan UN sebuah sekolah mencapai 100%. Bahkan boleh saja nilai rata-rata UN-nya di atas rata-rata nasional. Tetapi, bagaimana dengan indeks kompetensi setiap mata pelajarannya?
Sebagai ilustrasi, saya gunakan hasil analisis sembilan kompetensi mata pelajaran sosiologi pada SMAN 1 Babat, Kab. Lamongan, pada UN 2013. Baik diketahui, dalam UN 2013 SMAN 1 Lamongan menduduki peringkat tertinggi di tingkat nasional. Nilai akhir UN-nya melebihi rata-rata nasional. Namun, seperti apakah penguasaan para peserta didik terhadap kompetensi mata pelajarannya. Dalam Gambar 4 berikut, kami contohkan analisis kompetensi mata pelajaran Sosiologi di sekolah ini.
gambar-un-pasca-konvensi4
Dengan diperolehnya data sepeti tampak dalam Gambar 4 tersebut, disimpulkan SMAN 1 Babat Lamongan adalah salah satu contoh SMA yang capaian kompetensi sekolahnya relatif tinggi berdasarkan hasil UN. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah seluruh guru mapel yang diUNkan telah bersertifikasi, dan sekolah tersebut memiliki lab yang lengkap, seperti lab. bahasa, lab. biologi, lab. kimia, dan lab. Komputer. Sedangkan untuk rekomendasinya adalah pemerintah daerah dapat menggunakan sekolah ini sebagai sekolah percontohan bagi peningkatan mutu sekolah khususnya di Provinsi Jawa Timur.
Sebagai akibatnya jika tak ada UN kita tidak bisa membandingkan kualitas pendidikan dengan di negara lain, baik yang komposisi soal mudahnya lebih banyak dan syarat kelulusannya yang lebih rendah maupun dengan negara yang komposisi soal lebih sukarnya yang banyak dan syarat kelulusannya yang lebih tinggi dari negara kita.
Untuk ilustrasi sekolah yang peringkat UN-nya di bawah rata-rata nasional kita ambil SMAS PGRI 28 Lubuk Pakam, Kab. Deli Serdang. Dari sembilan kompetensi pada Mapel matematika Program IPS, SMAS PGRI 28 Lubuk Pakam, Kab. Deli Serdang, Prov. Sumatera Utara, kompetensinya masih dibawah capaian Nasional, bahkan Provinsi Sumatera Utara.
gambar-un-pasca-konvensi5
Untuk SMAS PGRI 28 disimpulkan merupakan salah satu contoh sekolah yang kompetensinya relatif rendah, yaitu pada mata pelajaran Bahasa Indonesia IPA/IPS, Matematika IPA, Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi. Kondisi ini terjadi antara lain disebabkan jumlah guru tidak sebanding dengan jumlah rombongan belajar (46), serta guru mata pelajaran yang di UN kan belum lengkap.
Kepada SMAS ini direkomendasi untuk meningkatkan jumlah guru agar sebanding dengan rombongan belajar, serta melengkapi jumlah guru mata pelajaran yang di UN kan, melengkapi sarana dan prasarana laboratorium, serta mengikutsertakan guru dalam berbagai pelatihan terkait peningkatan kompetensi Bahasa Indonesia IPA/IPS, Matematika IPA, Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi.
Data sebagai Dasar Kebijakan
Sudah semestinya Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemdikbud memiliki analisis kompetensi setiap sekolah bahkan setiap mata pelajaran. Kita semua berhak untuk mengaksesnya. Berdasarkan data ini, setiap pihak terutama sekolah yang bersangkutan terlebih guru-guru mata pelajaran yang di-UN-kan khususnya dapat berkaca untuk memperbaiki diri guna meningkatkan mutu pendidikan.
Para pemangku kepentingan pendidikan dapat menjadikan data tersebut dalam pengambilan kebijakan sesuai dengan skala prioritas yang ditunjukkan oleh hasil analisis. Dengan berbasis pada data lapangan, intervensi yang dilakukan niscaya lebih efektif dan efisien. Perlu ditambahkan di sini bahwa sekolah-sekolah yang UN-nya jujur merupakan pihak yang beruntung: karena diagnosanya tepat, maka resepnya pun akan tepat. Sebaliknya, sekolah-sekolah yang UN-nya tidak jujur akan mengalami kurugian karena tidak menunjukkan masalah yang sebenarnya sehingga intervensi kebijakannya pun tidak akan tepat.
Sedangkan untuk pihak-pihak yang sementara ini keberatan dengan UN dapat pula memanfaatkan data tersebut untuk memonitor upaya peningkatan mutu pendidikan. Ketimbang mempermasalahkan aspek legal –yang dianggap telah final oleh Kemdikbud—lebih baik mereka menjadikan data hasil analisis UN sebelumnya sebagai bahan perbandingan terhadap analisis UN berikutnya: langkah-langkah perbaikan apakah yang telah ditempuh di antara dua UN dan bagaimanakah outcome-nya? Dengan cara seperti itu, insya Allah akan bermanfaat.
Sebuah ulasan yang proporsional dari Prof. Dr. Ibnu Hamad, M.Si. yang membuat kita sampai pada suatu kesimpulan bahwa UN tahun depan tetap diselenggarakan dengan upaya-upaya agar penyelenggaraanya bisa lebih baik lagi. Adapun butir-butir hasil rumusan akan dimasukkan ke dalam prosedur operasional standar (POS) UN.
Kami sepakat pada apa yang diungkapkan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim, jika negara ini ingin maju harus ada ujian yang mengukur standar nasional itu sendiri. Tegasnya di Indonesia perlu ada ujian yang mengukur kompetensi peserta didik di akhir masa belajar di satuan pendidikan. Sebagai info bahwa Konvensi juga menyepakati untuk tetap melaksanakan Ujian Nasional pada tahun 2014 dengan komposisi (UN:Nilai Sekolah) 60:40. Semoga ujian nasional tahun 2014 bisa lebih baik lagi, lebih kredibel, reliabel, dan akuntabel. 

Amin Ya Allah Ya Rabbal Alamin!



Latihan Soal UN SD/MI 2014

Ujian Nasional untuk jenjang pendidikan Sekolah dasar / Madrasah Ibtidaiyah tetap akan digelar pada tahun 2014. Pemerintah masih merumuskan nama lain untuk UN SD/MI. Sementara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) memutuskan Ujian Nasional (UN) hanya diwajibkan bagi jenjang SMP, SMA dan SMK. Penyelenggaraan UN SD/MI tampaknya diserahkan pada kebijakan Pemerintahan Daerah dalam hal ini Provinsi.
Sebagai contoh Dinas Pendidikan Provinsi yang tetap akan menggelar Ujian Nasional SD/MI adalah Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY (daerah Istimewa Yogyakarta).

Latihan Soal UN SMP/MTs 2014

Ujian Nasional (UN) SMP/MTs dan SMPLB tahun 2014 dijadwalkan tanggal 5 Mei 2014. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan waktu pelaksanaan UN disesuaikan dengan kegiatan nasional salah satunya pemilu legislatif yang digelar 9 April 2014.
Untuk membantu para peserta Ujian Nasional tingkat SMP/MTs sederajat kami sampaikan latihan soal UN SMP/MTs yang bisa di download secara gratis!

Rabu, 27 November 2013

Kumpulan Soal Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten/Kota & Provinsi

Soal Olimpiade Matematika Tingkat Kabupaten/Kota


  • Soal OSN Matematika 2002  --(Download)--  
  • Soal OSN Matematika 2003  --(Download)--  
  • Soal OSN Matematika 2004  --(Download)--   
  • Soal OSN Matematika 2005  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2006  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2007  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2008  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2009  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2010  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2011  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2012  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2013  --(Download)--





Soal Olimpiade Matematika Tingkat Provinsi
  • Soal OSN Matematika 2002  --(Download)--  
  • Soal OSN Matematika 2003  --(Download)--  
  • Soal OSN Matematika 2004  --(Download)--   
  • Soal OSN Matematika 2005  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2006  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2007  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2008  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2009  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2010  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2011  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2012  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2013  --(Download)--



sumber  : http://ilmu-matematika.blogspot.com

Kumpulan Soal Olimpiade Matematika SMP Tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi & Nasional


Soal Olimpiade Matematika Tingkat Kabupaten/Kota

  • Soal OSN Matematika 2003  --(Download)--  
  • Soal OSN Matematika 2004  --(Download)--   
  • Soal OSN Matematika 2005  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2006  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2007  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2008  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2009  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2010  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2011  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2012  --(Download)--

  • Soal OSN Matematika 2013  --(Download)--





Soal Olimpiade Matematika Tingkat Provinsi
  • Soal OSN Matematika 2003  --(Download)--  
  • Soal OSN Matematika 2004  --(Download)--   
  • Soal OSN Matematika 2005  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2006  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2007  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2008  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2009  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2010  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2011  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2012  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2013  --(Download)--



Soal Olimpiade Matematika Tingkat Nasional

  • Soal OSN Matematika 2003  --(Download)--  
  • Soal OSN Matematika 2004  --(Download)--   
  • Soal OSN Matematika 2005  --(Download)--  
  • Soal OSN Matematika 2006  --(Download)--   
  • Soal OSN Matematika 2007  --(Download)--  
  • Soal OSN Matematika 2008  --(Download)--   
  • Soal OSN Matematika 2009  --(Download)--  
  • Soal OSN Matematika 2010  --(Download)--   
  • Soal OSN Matematika 2011  --(Download)--  
  • Soal OSN Matematika 2012  --(Download)--    
  • Soal OSN Matematika 2013  --(Download)--


sumber  : http://ilmu-matematika.blogspot.com

Kumpulan Soal Olimpiade Matematika SD Tingkat Kabupaten/Kota & Provinsi

Soal Olimpiade Matematika Tingkat Kabupaten/Kota

  • Soal OSN Matematika 2003  --(Download)--  
  • Soal OSN Matematika 2004  --(Download)--   
  • Soal OSN Matematika 2005  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2006  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2007  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2008  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2009  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2010  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2011  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2012  --(Download)--





Soal Olimpiade Matematika Tingkat Provinsi
  • Soal OSN Matematika 2003  --(Download)--  
  • Soal OSN Matematika 2004  --(Download)--   
  • Soal OSN Matematika 2005  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2006  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2007  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2008  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2009  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2010  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2011  --(Download)--
  • Soal OSN Matematika 2012  --(Download)--








Latihan Soal OSN 2013
  • Latihan Soal OSN Matematika 1  --(Download)--  
  • Latihan Soal OSN Matematika 2  --(Download)--   
  • Latihan Soal OSN Matematika 3  --(Download)--
  • Latihan Soal OSN Matematika 4  --(Download)--
  • Latihan Soal OSN Matematika 5  --(Download)--
  • Latihan Soal OSN Matematika 6  --(Download)--
  • Latihan Soal OSN Matematika 7  --(Download)--
  • Latihan Soal OSN Matematika 8  --(Download)--
  • Latihan Soal OSN Matematika 9  --(Download)--
  • Latihan Soal OSN Matematika 10  --(Download)--
  • Latihan Soal OSN Matematika 1--(Download)--  
  • Latihan Soal OSN Matematika 12  --(Download)--   
  • Latihan Soal OSN Matematika 13  --(Download)--
  • Latihan Soal OSN Matematika 14  --(Download)--
  • Latihan Soal OSN Matematika 15  --(Download)--
  • Latihan Soal OSN Matematika 16  --(Download)--
  • Latihan Soal OSN Matematika 17  --(Download)--
  • Latihan Soal OSN Matematika 18  --(Download)--
  • Latihan Soal OSN Matematika 19  --(Download)--
  • Latihan Soal OSN Matematika 20  --(Download)--
  • Latihan Soal OSN Matematika 21  --(Download)--  




sumber  : http://ilmu-matematika.blogspot.com

Kumpulan Rumus Cepat Matematika SMP Kelas 9 Berdasarkan Kurikulum 2013

Rumus Cepat Lengkap --(Download)--


Rumus Cepat Perbab....

  • Kesebangunan dan Kekongruenan --(Download)--

  • Tabung, Kerucut dan Bola --(Download)--





Salam Sukses,

Kumpulan Rumus Cepat Matematika SMP Kelas 8 ( Berdasarkan Kurikulum 2013 )

Rumus Cepat Lengkap --(Download)--


Rumus Cepat Perbab....



  • Faktorisasi Suku Aljabar --(Download)--



  • Sistem Persamaan Linear Dua Variabel --(Download)--


  • Garis Singgung Lingkaran --(Download)--

  • Kubus, Balok, Limas dan Prisma --(Download)--





Salam Sukses,

Kumpulan Rumus Cepat Matematika SMP Kelas 7 ( Berdasarkan Kurikulum 2013 )

Rumus Cepat Lengkap --(Download)--


Rumus Cepat Perbab....





  • Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel --(Download)--

  • Aritmatika Soal & Perbandingan --(Download)--






Salam Sukses,

Kumpulan Rumus Cepat Matematika SMP Kelas 7

Kumpulan Rumus Cepat Matematika SMP Kelas 7

Berdasarkan Kurikulum 2013





Rumus Cepat Lengkap --(Download)--


Rumus Cepat Perbab....





  • Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel --(Download)--

  • Aritmatika Soal & Perbandingan --(Download)--






Salam Sukses,





Wassalamu'alaikum wr. wb

Latihan Soal Olimpiade SD (Part 1)

1. Sebuah tongkat berwarna coklat panjangnya 0,8 m. Sebuah tongkat yang berwarna hijau panjangnya 5/6 dari panjang tongkat yang berwarna coklat. Sebuah yang berwarna biru 1/6 m lebih pendek dari tongkat yang berwarna hijau. Tentukan panjang total dari ketiga tongkat tersebut.
2. Terdapat 1000 kancing pada sebuah kotak yang berwarna hijau, merah, biru dan hitam. Dari kancing-kancing tersebut, 100 kancing berwarna hijau dan 200 kancing hitam. Jumlah kancing merah sama dengan jumlah kancing berwarna hijau ditambah dengan 3/8 dari jumlah total kancing. Sisanya adalah jumlah kancing biru. Tentukan jumlah kancing merah dan kancing biru.

Senin, 25 November 2013

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Kurikulum 2013

Bapak/Ibu yang terhormat, Kurikulum 2013 akan mulai dilaksanakan pada awal tahun pelajaran 2013/2014 atau tepatnya mulai tanggal 15 Juli 2013. Meskipun pelaksanannya belum mencakup semua sekolah, karena pelaksanaan kurikulum ini masih terbatas. Sekolah yang menjadi sasaran kurikulum 2013, sudah saya tulis pada blog ini beberapa waktu yang lalu, namun demikian bapak/ibu yang sekolahnya belum menjadi sasaran kurikulum 2013 bisa mencari informasi tentang kurikulum 2013 tersebut.

Cara Untuk Meningkatkan Kecepatan Wifi




Ada Beberapa Cara Untuk Meningkatkan Kecepatan Wi.fi. Disini Saya Punya 2 Cara:

Cara 1 :
1. Tekan windows + r, ketik cmd dan Enter. Lalu ketik ipconfig untuk melihat IP anda.
2. Catat IP anda, karna akan di gunakan untuk mempercepat wifi.
3. Tekan lagi windows + r, ketik ping -l 1024 192.168.1.31 -t lalu tekan Enter.
4. Lihat aja hasilnya, kecepatan anda 1024 kurang dari 1 detik, jangan di tutup, cukup di minimize aja.

note:
* 1024 : Jumlah kecepatan yang anda inginkan.
* 192.168.1.31 : IP Anda.

Minggu, 24 November 2013

Download Buku Pelajaran Kurikulum 2013 Tingkat SD

Pembaca setia, Kurikulum 2013 sudah mulai diterapkan mulai tahun pelajaran 2013/2014 pada beberapa sekolah yang ditunjuk.
Kurikulum 2013 yang memakai metode tematik integratif untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) akan diterapkan pada kelas I dan IV terlebih dahulu. Buku pelajaran Kurikulum 2013 juga berbentuk Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang bisa didownload gratis.

3 Skenario Pengadaan Buku Kurikulum 2013

Dengan diberlakukannya kurikulum 2013 maka pemerintah melalui Kemdikbud melakukan banyak persiapan untuk mensukseskannya. Buku-buku pegangan guru maupun siswa merupakan yang paling diperhatikan. Hal ini disebabkan, pengadaan buku tersebut memang sangat dinantikan oleh para guru dan siswa dan memakan biaya yang sangat besar.

Maka untuk kepentingan pengadaan buku kurikulum 2013 tersebut, Kemdikbud memberikan bantuan sebesar 800 milyar rupiah. Pemberian bantuan ini disebabkan dana bos yang ada di masing-masing sekolah terasa sangat minim. Di samping untuk memenuhi berbagai kebutuhan operasional sekolah, juga untuk membeli buku pelajaran. Maka anggaran yang diambilkan dari dana BOS untuk membeli buku tentu sangat kecil. Oleh karenanya, pemerintah melalui Kemdikbud perlu mengalokasikan dana untuk keberhasilan pengadaan buku, meskipun dalam jumlah yang relatif kecil.


3 Skenario Pengadaan Buku Kurikulum 2013

Pengadaan buku kurikulum 2013 akan diserahkan kepada daerah masing-masing. Bentuk bantuan pengadaan bukunya berupa Dana Alokasi Khusus (DAK). Jadi tidak dilakukan oleh Kemdikbud atau pemerintah pusat.

Guna menunjang keberhasilan pengadaan buku, pelatihan, dan sejumlah pelaksanan kurikulum baru, Kemdikbud telah merencanakan tiga skenario  pembiayaan. Ketiga skenario pembiayaan trsebut adalah melalui dana BOS, DAK, dan DIPA.

Kebiajakan tersebut tentu saja ada alannya. Salah satu alasan yang digunakan adalah pemerintah tidak mau dianggap ingin memonopoli proyek pengadaan buku.

Untuk membuktikan bahwa pemerintah pusat melalui Kemdikbud tidak memonopoli maka kebijakan pengandaan buku tidak di pusat, tetapi melalui DAK dan BOS yang penggunannya ada di daerah dan sekolah masing-masing. Jika masih kurang, maka akan ditambah lagi melalui DIPA dalam pengadaan tambahan BOS buku.

Peran Daerah dalam Kurikulum 2013


Keberhasilan pelaksanaan kurikulum 2013 tidak bisa hanya diserahkan kepada pemerintah pusat. Pemerintah Daerah juga harus mengambil peran aktif dalam implementasi kurikulum 2013.

Maka dalam rangka mempertegas hal-hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah dalam berkontribusi terhadap pelaksanaan kurikulum 2013, Kemdikbud segera akan mengeluarkan surat edaran (SE) terkait dengan hal teknis persiapan, pelaksanaan, hingga masalah pendanaannya.

Perlu diketahui bahwa Kurikulum 2013 pada Tahun Ajaran 2014/2015, akan diterapkan pada kelas I, II, IV, V SD, kelas VII dan VIII SMP, serta kelas X dan XI SMA/SMK. Tentang pengadaan buku semester ganjil diharapkan didanai dengan dana BOS, sedangkan buku semester genap didanai dengan DAK.

sumber :  pendidikan-full.blogspot.com

Sabtu, 23 November 2013

Download Gratis RPP SMP Kurikulum 2013 Lengkap

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang merupakan kerangka dasar Kurikulum 2013 dan menjadi rambu-rambu dan salah satu acuan dalam menyusun silabus dan RPP. Penyusunan format urutan Kompetensi dasar (KD), materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator dan seterusnya bisa tersusun.

Silabus Kurikulum 2013 Untuk Sekolah Dasar

Untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) 2013 dibutuhkan Silabus sebagai pedoman dalam penyusunan materi yang akan di ajarkan. Kurikulum Pendidikan 2013 ini dalam penerapannya menggunakan metode pembelajaran tematik yang mengambil pokok bahasan pelajaran berdasarkan tema dengan menggabungkan beberapa pelajaran menjadi satu. Pada kesempatan ini saya akan share mengenai Silabus kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar (SD) mulai dari kelas 1 sampai kelas 6 dan bisa anda download pada link yang tersedia.    

silabus sd 2013


Jumat, 22 November 2013

Mulai Juli, Dana BOS dan DAK Juga Digunakan untuk Biayai Kurikulum 2013


Mulai semester pertama Juli tahun depan, pembiayaan Kurikulum 2013 akan didanai melalui tiga sumber, yakni Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) pusat, bantuan operasional sekolah (BOS), dan dana alokasi khusus (DAK). Pos-pos anggaran itu akan difokuskan untuk penggandaan buku dan pelatihan guru.
“Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan mengeluarkan surat edaran terkait pembiayaan Kurikulum 2013. Ke depan, pelaksanaan pembiayaan Kurikulum 2013 tidak hanya dari DIPA pusat seperti saat ini, tapi juga dana BOS dan DAK,” kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim di Kemdikbud, Jakarta, Senin (11/11).
Ia menyebutkan, penggunaan dana BOS untu membiayai kurikulum akan dilakukan mulai semester pertama tahun depan, atau bulan Juli. Sedangkan dana DAK digunakan untuk semester dua mulai Januari. “Pos-pos anggaran itu akan difokuskan untuk penggandaan buku dan pelatihan guru,” ungkap Musliar.
Menurut Wakil Mendikbud bidang Kebudayaan itu, untuk penggandaan buku akan menggunakan dana BOS dan sebagian dari DAK. Kalau BOS kurang akan ditransfer dari pusat dari DIPA untuk tambahan BOS Buk.
Musliar menyebutkan, dana BOS SD dan SMP sebanyak Rp 580 ribu dan Rp 710 ribu. Sedangkan BOS SMA cukup besar yaitu Rp 1 juta. "Kita transfer lebih kurang Rp 800 miliar untuk beli buku khusus buku SD dan SMP, yang bosnya kecil, tetapi kalau SMA kan BOS-nya besar," ujarnya.
Sementara, untuk pelatihan guru, lanjut Musliar, sebagian besar akan menggunakan dana dari DIPA pusat. Namun,  daerah juga diharapkan berpartisipasi. Musliar mencontohkan, di Provinsi Jawa Timur biaya pelatihan guru 50 persen ditanggung pemerintah pusat, 30 persen pemerintah provinvsi, dan 20 persen ditanggung pemerintah kabupaten atau kota. 
"Banyak daerah-daerah di tahun ini saja melaksanakan sendiri tanpa diminta, tapi dalam edaran ini betul-betul kita minta dan kita arahkan bahwa buku diadakan melalui tiga sumber tadi," katanya. 
Musliar menambahkan, saat ini sebagian kabupaten kota telah menerapkan Kurikulum 2013 secara mandiri dari segi biaya pelatihan guru maupun pengadaan buku. "Semuanya hampir 800 sekolah menerapkan mandiri," pungkas Musliar. (Humas Kemdikbud/ES)

sumber : setgab

Uji Publik Kurikulum 2013: Penyederhanaan, Tematik-Integratif

Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan dalam empat tahap. Pertama, penyusunan kurikulum di lingkungan internal Kemdikbud dengan melibatkan sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu dan praktisi pendidikan. Kedua, pemaparan desain Kurikulum 2013 di depan Wakil Presiden selaku Ketua Komite Pendidikan yang telah dilaksanakan pada 13 November 2012 serta di depan Komisi X DPR RI pada 22 November 2012. Ketiga, pelaksanaan uji publik guna mendapatkan tanggapan dari berbagai elemen masyarakat. Salah satu cara yang ditempuh selain melalui saluran daring (on-line) pada laman http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id , juga melalui media massa cetak. Tahap keempat, dilakukan penyempurnaan untuk selanjutnya ditetapkan menjadi Kurikulum 2013.
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.
Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat.

Menambah Jam Pelajaran
Strategi pengembangan pendidikan dapat dilakukan pada upaya meningkatkan capaian pendidikan melalui pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; efektivitas pembelajaran melalui kurikulum, dan peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru; serta lama tinggal di sekolah dalam arti penambahan jam pelajaran.
gambar1
skema1
Skema 1. menyajikan tentang Strategi Peningkatan Efektivitas Pembelajaran. Sedang gambar 1. menggambarkan tentang strategi meningkatkan capaian pendidikan, yang digambarkan melalui sumbu x (efektivitas pembelajaran melalui kurikulum, dan peningkatan kompetensi dan prefesionalitas guru), y (pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi) dan z (lama tinggal di sekolah dalam arti penambahan jam pelajaran).
Rasionalitas penambahan jam pelajaran dapat dijelaskan bahwa perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output) memerlukan penambahan jam pelajaran. Di banyak negara, seperti AS dan Korea Selatan, akhirakhir ini ada kecenderungan dilakukan menambah jam pelajaran. Diketahui juga bahwa perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam pelajaran di Indonesia relatif lebih singkat. Bagaimana dengan pembelajaran di Finlandia yang relatif singkat. Jawabnya, di negara yang tingkat pendidikannya berada di peringkat satu dunia, singkatnya pembelajaran didukung dengan pembelajaran tutorial yang baik.
Penyusunan kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada penyederhanaan, tematik-integratif mengacu pada kurikulum 2006 di mana ada beberapa permasalahan di antaranya; (i) konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak; (ii) belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (iii) kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum; (iv) belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global; (v) standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru; (vi) standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan (vii) dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.
skema2
skema3
Skema 2 menggambarkan tentang kesenjangan kurikulum yang ada pada konsep kurikulum saat ini dengan konsep ideal. Kurikulum 2013 mengarah ke konsep ideal. Sedang skema 3 menjelaskan alasan terhadap pengembangan kurikulum 2013.


sumber : kemdiknas

Faktor Keberhasilan Kurikulum 2013

Sedikitnya ada dua faktor besar dalam ke­ berhasilan kurikulum 2013. Pertama, penen­tu, yaitu kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependi­dik­an (PTK) dengan kurikulum dan buku teks. Kedua, faktor pendukung yang terdiri dari tiga unsur; (i) ketersediaan buku sebagai ba­han ajar dan sumber belajar yang mengintegrasikan standar pem­bentuk kurikulum; (ii) penguatan peran pemerintah da­am pembinaan dan penga­wasan; dan (iii) penguatan ma­naj­emen dan budaya sekolah. iklan5-skema2
iklan5-skema1
Berkait dengan faktor perta­ma, Kemdikbud sudah mende­sain­­ strategi penyiapan guru se­­bagaimana digambarkan pa­da skema penyiapan guru yang me­ibatkan tim pengembang kurikulum di tingkat pusat; instruktur diklat terdiri atas unsur dinas pendidikan, dosen, widya­swara, guru inti, pengawas, ke­­pala sekolah; guru uta­ma me­iputi guru inti, penga­was, dan kepala sekolah; dan guru mereka terdiri atas guru kelas, guru mata pelajaran SD, SMP, SMA, SMK.
Pada diri guru, sedikitnya ada empat aspek yang harus di­beri perhatian khusus dalam rencana implementasi dan ke­terlaksanaan kurikulum 2013, yaitu kompetensi pedagogi; kompetensi akademik (keilmuan); kompetensi sosial; dan kompetensi manajerial atau kepemimpinan. Guru sebagai ujung tombak penerapan kurikulum, diharapkan bisa menyiapkan dan membuka diri terhadap beberapa kemung­kinan terjadinya perubahan.
Kesiapan guru lebih penting­ daripada pengembangan kuri­kulum 2013. Kenapa guru menjadi penting? Karena dalam kurikulum 2013, bertujuan mendorong peserta didik, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar,­ dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), terhadap apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah mene­rima materi pembelajaran.
iklan5-gbr1
Melalui empat tujuan itu diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif. Disinilah guru berperan be­sar di dalam mengimplementa­sikan tiap proses pembelajaran pada kurikulum 2013. Guru ke depan dituntut tidak hanya cer­das tapi juga adaptip terhadap perubahan.

sumber : kemdikbud

Kamis, 21 November 2013

Struktur Kurikulum 2013


Dalam teori kurikulum (Anita Lie, 2012) keberhasilan suatu kurikulum merupakan proses panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan, perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum --termasuk pembelajaran-- dan penilaian pembelajaran dan kurikulum.
Struktur kurikulum dalam hal perumusan desain kurikulum, menjadi amat penting. Karena begitu struktur yang disiapkan tidak mengarah sekaligus menopang pada apa yang ingin dicapai dalam kurikulum, maka bisa dipastikan implementasinya pun akan kedodoran.
iklan4-gbr1
iklan4-tabel1
iklan4-tabel2
Pada titik inilah, maka penyampaian struktur kurikulum dalam uji publik ini menjadi penting. Tabel 1 menunjukkan dasar pemikiran perancangan struktur kurikulum SD, minimal ada sebelas item. Sementara dalam rancangan struktur kurikulum SD ada tiga alternatif yang di mesti kita berikan masukan.

iklan4-tbl2 Di jenjang SMP usulan rancangan struktur kurikulum diperlihatkan pada tabel 2. Bagaimana dengan jenjang SMA/SMK? Bisa diturunkan dari standar kompetensi lulusan (SKL) yang sudah ditentukan, dan juga perlu diberikan masukan.
Tiga Persiapan untuk Implementasi Kurikulum 2013
ADA pertanyaan yang muncul bernada khawatir, dalam uji publik kurikulum 2013? Persiapan apa yang dilakukan Kemdikbud untuk kurikulum 2013? Apakah sedemikian mendesaknya, sehingga tahun pelajaran 2013 mendatang, kurikulum itu sudah harus diterapkan. Menjawab kekhawatiran itu, sedikitnya ada tiga persiapan yang sudah masuk agenda Kementerian untuk implementasi kurikulum 2013. Pertama, berkait dengan buku pegangan dan buku murid. Ini penting, jika kurikulum mengalami perbaikan, sementara bukunya tetap, maka bisa jadi kurikulum hanya sebagai “macan kertas”.
Pemerintah bertekad untuk menyiapkan buku induk untuk pegangan guru dan murid, yang tentu saja dua buku itu berbeda konten satu dengan lainnya.
Kedua, pelatihan guru. Karena implementasi kurikulum dilakukan secara bertahap, maka pelatihan kepada guru pun dilakukan bertahap. Jika implementasi dimulai untuk kelas satu, empat di jenjang SD dan kelas tujuh, di SMP, serta kelas sepuluh di SMA/SMK, tentu guru yang diikutkan dalam pelatihan pun, berkisar antara 400 sampai 500 ribuan.
Ketiga, tata kelola. Kementerian sudah pula mnemikirkan terhadap tata kelola di tingkat satuan pendidikan. Karena tata kelola dengan kurikulum 2013 pun akan berubah. Sebagai misal, administrasi buku raport. Tentu karena empat standar dalam kurikulum 2013 mengalami perubahan, maka buku raport pun harus berubah.
Intinya jangan sekali-kali persoalan implementasi kurikulum dihadapkan pada stigma persoalan yang kemungkinan akan menjerat kita untuk tidak mau melakukan perubahan. Padahal kita sepakat, perubahan itu sesuatu yang niscaya harus dihadapi mana kala kita ingin terus maju dan berkembang. Bukankah melalui perubahan kurikulum ini sesungguhnya kita ingin membeli masa depan anak didik kita dengan harga sekarang.

sumber : kemdiknas