Senin, 17 Februari 2014

IMPLEMENTASI K 13 DAN UN 2014




OKEZONE - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan siap mengimplementasikan Kurikulum (KK) 2013 dan Ujian Nasional (UN) 2014. Tujuannya guna menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

"Kurikulum SD sampai SMA sudah didesain. Sekarang kami sedang mendesain Kurikulum untuk PAUD, PKLK, dan Perguruan Tinggi. Intinya bagaimana agar semua peserta didik yang dihasilkan dari masing-masing tingkatan pendidikan mempunyai kompetensi sesuai dengan yang diinginkan," ungkap Wakil Mendikbud Prof Musliar Kasim, dalam dialog dengan wartawan di Makassar, Sabtu (15/2/2014).


Musliar menguraikan, terdapat perbedaan mendasar antara kurikulum sebelumnya dengan KK 2013. Perubahan itu mencakup konsep kurikulum, buku, pembelajaran, dan penilaian.

"Konsep KK 2013 yang diterapkan seimbang antara hardskill dan softskill, dimulai dari empat standar berupa kompetensi lulusan, isi, proses, dan penilaian. Sedangkan buku yang dipakai berbasis kegiatan atau Activity Based Learning. Khusus untuk SD ditulis secara terpadu atau Tematik Terpadu," ucap Musliar.

Dijabarkannya, kriteria dalam KK 2013 buku ditulis mengacu kepada konsep kurikulum (KI, KD, Silabus). Dalam mengajar ada dua jenis buku masing-mading Buku Siswa dan Buku Guru.

"'Buku Siswa' lebih ditekankan pada activity base bukan merupakan bahan bacaan. Setiap buku memuat model pembelajaran dan project yang akan dilakukan oleh siswa. 'Buku Guru' memuat panduan bagi guru dalam mengajarkan materi kepada siswa," tukas Musliar.

Sementara mengenai kebijakan UN 2014, Musliar menyatakan kegunaan UN sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 68. Dikatakannya, hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk pemetaan, seleksi, kelulusan, dan pembinaan.

"Hasilnya menyangkut pemetaan mutu program dan atau satuan pendidikan, dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, dan penentuan kelulusan peserta didik dari program dan atau satuan pendidikan," kata Musliar.

Ditambahkannya, selain itu juga guna menghasilkan pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

"Integrasi vertikalnya, hasil UN digunakan untuk seleksi masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) di mana 10 persen soal berasal dari tim soal SBMPTN. Sementara pengadaan bahan UN oleh Panitia Lelang dari Provinsi secara Regional. Kebijakan ini demi peningkatan kredibilitas dan mutu UN," pungkas Musliar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar